Dalam Serat Kalamwadi, Sabda Palon adalah makhluk halus yang usianya 8300 tahun yang selama ini mengasuh raja-raja Jawa dan belum pernah raja Jawa berpindah agama
Sabda Palon Naya Genggong adalah tokoh simbolis dan tokoh
legendaris tanah Jawa. Sabda Palon bermakna ‘orang yang memegang teguh
perkataannya’ sedangkan Naya Genggong adalah ‘orang yang tidak mudah
terpengaruh’ atau ‘orang yang kuat pendiriannya’. Namun terdapat banyak
perbedaan dalam memaknai arti dari Sabda Palon Naya Genggong ini. Sebagian
orang menyatakan bahwa Sabda Palon adalah Ajaran Alam Semesta, (Sabda adalah
ajaran/ perkataan/ firman, sedangkan Palon adalah alam semesta/ Tuhan sebagai
pemilik alam semesta), dan Naya Genggong dimaknai sebagai sebuah tradisi yang
tidak akan berubah/ tetap (melihat dari makna Naya Genggong diatas yang
bermakana tidak mudah terpengaruh dan kuat pendiriannya).
Sabda Palon adalah sosok yang menjadi penasihat raja Brawijaya
V. Namun karena perbedaan paham yang kemudian terjadi, Sabda Palon akhirnya
meninggalkan Brawijaya. Karena tidak lengkapnya dokumen yang ada, maka berbagai
macam versipun bermunculan tentang dua sosok ini. Sama seperti versi tentang
makna Sabda Palon itu sendiri.
Dalam Serat Kalamwadi, Sabda Palon adalah makhluk halus
yang usianya 8300 tahun yang selama ini mengasuh raja-raja Jawa dan belum
pernah raja Jawa berpindah agama. Namun dalam Serat Darmagandhul, Sabda Palon
adalah makhluk halus penguasa tanah Jawa yang usianya 2300 tahun dan dikatakan
bahwa Sabda Palon adalah Semar. Didalam Serat Manikmaya, pelukisan tentang
Semar yaitu telur dicipta menjadi tiga bagian yaitu menjadi bumi dan langit,
teja dan cahaya dan menjadi Manikmaya. Manikmaya inilah yang kemudian menjadi
Manik (Bathara Guru) dan Maya (Semar).
Jika memang Sabda Palon itu adalah seorang manusia yang
menjadi penasihat Brawijaya, tidak mungkin ada manusia yang berusia mencapi
8300 tahun. Bahkan mencapai usia 2300 tahun saja tidak ada. Karena memang pada
hakikatnya, tidak ada manusia yang bisa hidup mencapai ribuan tahun seperti
itu. Tapi jika Sabda Palon diartikan sebagai sebuah ajaran, itu akan menjadi
sebuah kemungkinan yang besar. Seperti yang yang ditulis alam Serat Kalamwadi,
bahwa Sabda Palon sudah berusia 8300 tahun. Bukan sebuah kemustahilan terdapat
ajaran yang usianya 8000 tahun. Dan ternyata ini diyakini oleh masyarakat
Nusantara kala itu bahwa memang ajaran inilah yang selama ribuan tahun telah
menjaga raja- raja di Jawa sehingga raja- raja tersebut tidak pernah pindah ke
ajaran lainnya. Karena agama sendiri berasal dari bahasa Sansekerta yang
artinya ‘Tidak Kacau’ (a=tidak, gama=Kacau), berarti dalam terjemahan bebasnya,
agama adalah sebuah ajaran tentang sistem hidup dan kehidupan yang mengatur
kehidupan seseorang atau kelompok masyarakat.
Berdasarkan pendapat diatas, maka semua menjadi masuk
akal ketika Sabda Palon yang merupakan sebuah ajaran atau pedoman bangsa Nusantara
hidup sampai beribu- ribu tahun. Karena ajaran tersebut terus diwariskan kepada
generasi muda Nusantara pada saat itu. Dan kemudian akan masuk akal ketika
banyak yang berpendapat bahwa Sabda Palon kembali terlihat pada abad- abad
berikutnya. Terlihat dalam artian ajarannya kembali berkembang.
Ramalan Sabda Palon dikeluarkan pada saat Brawijaya,
menerima kedatangan Sunan Kalijaga yang merupakan salah seorang pemuka agama
Islam yang menawarkan Brawijaya agar memeluk Islam. Pada waktu itu Sunan
Kalijaga juga meminta Brawijaya memerintah kembali Majapahit, dan karena Brawijaya
sudah memeluk Islam, maka perlakuan kesultanan Demak pun tidak akan semena-
mena lagi kepadanya. Brawijaya pun bersedia memeluk Islam dengan bersyahadat.
Setelah memeluk Islam, Brawijaya menawarkan Sabda Palon
untuk memeluk Islam juga seperti dirinya. Namun diluar sangkaan, Sabda Palon
menolak dan tetap teguh kepada pendiriannya untuk setia pada ajaran Budha
(Budi= Moral) yang telah di anutnya selama turun temurun. Brawijaya yang tidak
goyah dalam menawarkan Sabda Palon untuk memeluk Islam, terus saja tidak
diindahkan oleh Sabda Palon yang lalu menghina tuannya karena sudah kehilangan
kepribadian.
Karena permasalahan inilah yang kemudian menjadikan Sabda
Palon memisahkan diri dari Brawijaya. Namun sebelum berpisah, Sabda Palon
meramalkan apa yang akan terjadi jika dia menghilang karena Brawijaya
memutuskan berpindah ajaran. Ramalan tersebut adalah:
11. Hamba tak mau masuk Islam Sang Prabu, sebab
saya ini raja serta pembesar Dah Hyang se tanah Jawa. Saya ini yang membantu
anak cucu serta para raja di tanah Jawa. Sudah digaris kita harus berpisah.
22. Berpisah dengan Sang Prabu kembali ke asal
mula saya. Namun Sang Prabu kami mohon dicatat. Kelak setelah 500 tahun saya
akan mengganti agama Buda lagi, saya sebar seluruh tanah Jawa.
33. Bila ada yang tidak mau memakai, akan saya
hancurkan. Menjadi makanan jin setan dan lain-lainnya. Belum legalah hati saya
bila belum saya hancur leburkan. Saya akan membuat tanda akan datangnya
kata-kata saya ini. Bila kelak Gunung Merapi meletus dan memuntahkan laharnya.
44. Lahar tersebut mengalir ke barat daya. Baunya
tidak sedap. Itulah pertanda kalau saya datang. Sudah mulai menyebarkan agama
Buda. Kelak Merapi akan bergelegar. Itu sudah menjadi takdir Hyang Widi bahwa
segalanya harus bergantian. Tidak dapat bila diubah lagi.
55. Kelak waktunya paling sengsara di tanah Jawa
ini pada tahun: Lawon Sapta Ngesthi Aji. Umpama seorang menyeberang sungai
sudah datang di tengah-tengah. Tiba-tiba sungainya banjir besar, dalamnya
menghanyutkan manusia sehingga banyak yang meninggal dunia.
66. Bahaya yang mendatangi tersebar seluruh tanah
Jawa. Itu sudah kehendak Tuhan tidak mungkin disingkiri lagi. Sebab dunia ini
ada ditangan-Nya. Hal tersebut sebagai bukti bahwa sebenarnya dunia ini ada
yang membuatnya.
77. Bermacam-macam bahaya yang membuat tanah Jawa
rusak. Orang yang bekerja hasilnya tidak mencukupi. Para priyayi banyak yang
susah hatinya. Saudagar selalu menderita rugi. Orang bekerja hasilnya tidak
seberapa. Orang tanipun demikian juga. Penghasilannya banyak yang hilang di hutan.
88. Bumi sudah berkurang hasilnya. Banyak hama
yang menyerang. Kayupun banyak yang hilang dicuri. Timbullah kerusakan hebat
sebab orang berebutan. Benar-benar rusak moral manusia. Bila hujan gerimis
banyak maling tapi siang hari banyak begal.