Kapal Jung, Bukti Keperkasaan Nusantara di Samudra

Kapal Jung adalah bukti dari jeniusnya masyarakat Nusantara

Selain terkenal sebagai negeri kepulauan, Nusantara ternyata juga terkenal akan kemampuan masyarakatnya dalam membuat kapal. Hal yang dapat membuktikan hal ini salah satunya adalah ditemukannya relief di situs candi Borobudur yang menggambarkan kapal laut yang memiliki banyak layar. Kapal ini kemudian dikenal dengan nama kapal Jung. Menurut prasasti Jawa kuno abad 9, Jung bermakna kapal.
Sebagai negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau, bukanlah sebuah kemustahilan bahwa masyarakat pesisir di Nusantara memiliki kemampuan dalam membuat kapal laut termasuk ilmu navigasi dalam pelayaran. Dan kapal yang dibuat oleh penduduk pribumi ini ternyata tidak hanya berlayar diwilayah Nusantara saja, namun merambah Madagaskar, Afrika, dan Tanjung Harapan.
Tujuan utama pelayaran dengan menggunakan Jung ini adalah untuk perdagangan. Masyarakat Nusantara membawa hasil bumi untuk diperdagangkan ke luar negeri. Inilah yang menjadikan banyak penduduk Madagaskar yang berasal dari keturunan Jawa. Karena ketika sedang bersandar di Madagaskar, banyak pelaut dari Nusantara yang menikah dengan penduduk sekitar. Tidak heran, karena perdagangan internasional ini pada kemudian hari diketahui bahwa bahan pengawet mayat Fir’aun berasal dari Barus, Sumatra.


Gambar Oleh Wikipedia
Diego De Couto, dalam bukunya, Da Asia yang terbit pada 1645 menuliskan: “Orang Jawa adalah orang yang sangat berpengalaman dalam seni navigasi, sampai mereka dianggap sebagai perintis seni paling kuno ini. Walaupun banyak yang menunjukkan bahwa bahwa orang Cina lebih berhak atas penghargaan ini, dan menegaskan bahwa seni ini diteruskan dari mereka kepada orang Jawa. Tetapi yang pasti adalah orang Jawa yang dahulu berlayar ke Tanjung Harapan dan mengadakan hubungan dengan Madagaskar. Dimana sekarang banyak dijumpai penduduk asli Madagaskar yang mengatakan bahwa mereka adalah keturunan orang Jawa”. Hal serupa juga dikatakan oleh Anthony Reid dalam bukunya Sejarah Modern Awal Asia Tenggara, ketika Couto pada awal abad ke 16 datang ke Madagaskar, dia menemukan penduduk asli sana berkulit sawo matang. Dan ketika ditanya dari mana asal mereka, mereka menjawab dari keturunan Jawa.
Dalam hal konstruksi, terdapat perbedaan antara konstruksi kapal Jung Nusantara dengan kapal Jung dari Cina. Salah satu perbedaannya adalah pada konstruksi bagian lambung kapal. Lambung kapal Jung Nusantara dibuat dengan menyambungkan kayu pada pasak kayu tanpa menggunakan kerangka, baut, dan juga besi. Kapal Jung Nusantara juga dilengkapi dengan dua kemudi yang tampak seperti dayung dan juga dilengkapi dengan layar yang berbentuk persegi. Kapal Jung ini dikenal juga dengan kapal Borobudur.
Namun seiring berjalannya waktu, inovasi pun bermunculan karena para pembuat kapal di Jawa ternyata mampu membuat kapal yang lebih besar dari pada kapal Borobudur. Kapal Jawa ini dilengkapi dengan 4 sampai 5 layar besar sebagai teknologinya. Kapal ini digunakan oleh armada perang kerajaan Jawa (Demak) untuk menyerang armada Portugis. Pelaut Portugis menyebutnya juncos, pelaut Italia menyebutnya  zonchi.
Layar yang ada pada Jung buatan Jawa ini memiliki tiang layar yang terbuat dari papan yang berlapis empat dan mampu menahan serangan meriam armada Portugis. Bobot Jung ini berkisar antara 600 ton sampai kapal yang digunakan kerajaan Demak untuk menyerang Portugis yang berbobot 1000 ton. Jika dibandingkan dengan kapal modern, kapal Jung kerajaan Demak sudah setara dengan kapal induk.
Kapal Jung mencapai kejayaannya pada abad 15- 16. Hal ini terlihat karena Jung ternyata tidak hanya dibuat oleh orang- orang Jawa di Nusantara, tapi Thailand dan Vietnam juga mulai memproduksi kapal jenis ini. Karena kapal jenis ini sangat cocok jika digunakan untuk berdagang mengarungi lautan dunia untuk berniaga.
Namun pada abad 17, Jung mengalami penurunan kejayaan. Hal ini dikarenakan ketika menyerang armada perang Portugis, Jung Jawa yang besar tidak mampu bergerak dengan leluasa di lautan. Ini sangat menguntungkan bagi Potugis yang kapalnya lebih kecil sehingga lebih lincah saat bergerak. Unggul dalam peperangan di laut, armada Potugis menyerang galangan tempat Jung dibuat di Malaka. Karena masalah ini, Demak mengalami kekalahan di angkatan laut dan Sultan Demak kemudian lebih memfokuskan kepada penguatan armada yang ada di darat.

Gambar perahu Jung di Candi Borobudur
oleh: Wikipedia


Beralihnya fokus penguatan pasukan, membuat kapal Jung berhenti diproduksi dan mengakibatkan makin banyaknya lagi penjelajah eropa yang masuk ke tanah Jawa untuk mengeksplorasi. Terlebih raja- raja pengganti sultan di Mataram enggan meneruskan tradisi berniaga seperti yang telah diwariskan masyarkat Nusantara pada jaman sebelumnya.
Kapal Jung adalah bukti dari jeniusnya masyarkat Nusantara pada saat itu karena sudah mampu menciptakan sebuah alat transportasi yang besar dan kuat. Terlebih masyarakat pesisir Nusantara kala itu sudah mampu menguasai ilmu navigasi laut yang bedasar kepada pengejaan konstalasi bintang di langit dan ilmu perniagaan walau berhadapan dengan bangsa lain yang berbeda bahasa.
Kapal Jung adalah sejarah yang menguatkan kita bahwa Nusantara pada masa lalu menjadi bangsa yang kuat, terhormat dan disegani karena sudah mampu menguasai jalur sutra peniagaan laut melebihi prestasi yang dicetak Cina pada masa yang sama. Kapal Jung merupakan sebuah sejarah nyata yang menyimbolkan kegagahan, keteguhan, serta keberanian yang kuat yang dimiliki masyarakat Nusantara pada saat itu. Dan sebagai anak penerus kejayaan Nusantara masa lalu, masih adakah semangat itu pada diri kita?


No comments:

Post a Comment

Terbaru

13 Fakta Kerajaan Majapahit: Ibukota, Agama, Kekuasaan, dan Catatan Puisi

  Pendahuluan Sejarah Kerajaan Majapahit memancarkan kejayaan yang menakjubkan di Nusantara. Dalam artikel ini, kita akan menyelami 20 fakta...