Siapa Bilang Mereka Tidak Sekolah? Pertama Kali Dibahas. Anak- Anak Pedalaman Indonesia Itu Homeschooling

Mereka tidak menyekolahkan anak- anaknya di sekolah formal karena mereka ingin anak- anak mereka mengetahui apa yang mereka, selaku orang tua, ketahui.


Pendidikan sudah menjadi kebutuhan pokok manusia untuk hidup. Karena dengan pendidikan, seorang manusia mendapatkan ilmu- ilmu pokok yang diperlukan dalam kehidupan sehari- hari. Lebih dari itu, di Indonesia sendiri, pendidikan adalah hak yang harus didapatkan oleh setiap orang. Berbagai macam program juga dibuat dalam rangka memenuhi kebutuhan ini oleh pemerintah Indonesia. Baik dalam teknis ataupun program- program penunjang lainnya. Seperti berjalannya program beasiswa dan Wajib Belajar 12 tahun.
Pendidikan secara umum dibagi menjadi dua jenis. Yaitu pendidikan secara formal dan pendidikan secara informal. Pendidikan secara formal adalah kegiatan pendidikan yang berdasarkan lembaga- lembaga atau tempat- tempat yang sudah disediakan oleh pemerintah seperti sekolah- sekolah atau institusi pendidikan pada umumnya. Sedangkan pendidikan informal adalah pendidikan yang dilaksanakan selain dari mengikuti lembaga- lembaga pemerintah seperti misalnya belajar di rumah dimana orangtua sebagai figur utamanya. Biasanya metode pendidikan belajar ini dikenal dengan sebutan Homeschooling.
Banyak yang beranggapan bahwa Homeschooling atau sekolah di rumah adalah jenis pendidikan yang mahal dan merepotkan. Karena pendidikan ini diharuskan mendatangkan tenaga ajar atau guru kerumah untuk mengajar. Itulah kenapa Homeschooling biasanya hanya dilaksanakan oleh mereka yang memiliki kocek penghasilan yang lebih besar dari yang lainnya. Dan Homeschooling, selanjutnya disebut sebagai Sekolah Rumah, biasanya juga dilakukan oleh mereka yang sibuk bekerja sehingga tidak memiliki banyak waktu untuk mengikuti pelajaran di sekolah- sekolah formal yang waktu belajarnya sudah ditetapkan. Tapi diluar dari pemahaman itu, Sekolah Rumah adalah salah satu penunjang dari keberlangsungan suatu budaya atau tradisi dan adat istiadat suatu suku di tanah Nusantara. Tidak percaya?
Pada essensinya, Sekolah Rumah adalah sistem pendidikan yang dilakukan dirumah dibawah pengawasan dari orang tua secara langsung. Walaupun dibawah pengawasan orang tua secara langsung, pada umumnya orang tua yang menjalankan Sekolah Rumah bagi anaknya terkadang juga mendatangkan tanaga ajar dari luar untuk mengajar anaknya. Namun essensi utamanya. Sekolah Rumah adalah kegiatan belajar mengajar dimana orang tua terlibat secara langsung dalam pendidikan yang diterima oleh anaknya. Sehingga orangtua dapat mengontrol perkembangan anaknya dalam mendapatkan pendidikan.
Ilustrasi Homeschooling. Sumber: nasionalisme.co
Memang, menurut sayanusantara.blogspot.co.id, tidak pernah dibahas sebelumnya bahwa Sekolah Rumah adalah jenis sekolah yang sangat penting bagi keberlangsungan suatu budaya serta adat istiadat suku- suku yang ada di Indonesia. Tapi sebenarnya sudah banyak media yang membahas kehidupan suku- susku Indonesia yang melansir bahwa anak- anak dari suku- suku adat tidak bersekolah secara formal. Memang benar bahwa sebagian besar dari mereka ada yang tidak pernah merasakan duduk di bangku sekolah formal, namun bukan berarti mereka tidak sekolah dan tidak mendapatkan pendidikan. Karena sebenarnya mereka mendapatkan pendidikan dari orang tua mereka secara langsung melalui Sekolah Rumah.
Di negara- negara maju, seperti di Amerika atau Eropa atau negara maju lainnya, metode pendidikan Homeschooling adalah salah satu metode pendidikan yang cukup diminati oleh para orangtua. Para orangtua memiliki beberapa alasan yang membuat mereka memutuskan menyekolahkan anaknya dengan Sekolah Rumah. Beberapa alasan utama mereka adalah tentang keadaan lingkungan sekolah yang dirasa tidak cukup aman. Terlebih beberapa waktu terakhir pemberitaan nasional Indonesia diramaikan dengan tindakan senioritas serta tindakan kejahatan lainnya yang terjadi di sekolah formal. Seperti tawuran, pergaulan bebas, sampai tindakan asusila.
Selain keadaan lingkungan sekolah, tujuan lain dari orang tua lebih memilih pendidikan secara Sekolah Rumah adalah karena ingin menekankan pendidikan agama atau SQ dan juga moral kepada anak- anaknya. Dan alasan lainnya adalah banyak pula para orang tua yang tidak setuju dengan suatu tehnik penyampaian suatu pelajaran akademik yang ada di sekolah- sekolah formal. Dilansir dari Wikipedia, presentasi anak- anak 5-17 tahun di Amerika sebesar 1.7% pada tahun 1999 dan berkembang menjadi 2.9% pada tahun 2007.
Seperti disebutkan diatas, essensi dari Sekolah Rumah adalah sekolah yang menjadikan orang tua sebagai figur utama dalam proses kegiatan belajar mengajar. Orangtua harus mengawasi, memberikan pendidikan, bahkan menjadi sahabat bagi anak mereka. Dimana dengan metode ini, orangtua akan mengetahui perkembangan dari anak- anaknya secara langsung  dari waktu ke waktu sebagai bahan evaluasi mereka dalam mendidik. Dari pelajaran metode inilah kemudian anak akan mengetahui apa yang diketahui oleh orang tuanya dan orangtua akan mengetahui apa yang diketahui oleh anak- anaknya.
Itulah yang dilakukan oleh suku- suku adat yang banyak tinggal di pedalaman Indonesia. Mereka tidak menyekolahkan anak- anaknya di sekolah formal karena mereka ingin anak- anak mereka mengetahui apa yang mereka, selaku orang tua, ketahui. Karena jika mereka menyekolahkan anak- anak mereka di sekolah formal, berbagai macam keluhanpun akan muncul pada kemudian waktu. Seperti misalnya biaya pendidikan yang selalu naik disetiap waktunya dan keadaan lingkungan sekolah yang dapat mengganggu pola pikir anak- anak mereka. Untuk itulah mereka memilih menyekolahkan anak- anak mereka dirumah.
Sarana yang diberikan kepada anak- anak yang bersekolah di rumah adalah orang tua dan alam. orang tua sebagai sarana pengajaran adalah sama seperti yang telah dibahas diatas. Sedangkan alam sebagai sarana adalah anak- anak dapat belajar dengan bersentuhan langsung dengan alam. Seperti misalnya pembelajaran tentang tehnik bertahan hidup atau Survival.
Kebanyakan suku- suku di Indonesia hidup dipedalaman hutan. Dengan banyaknya pohon- pohon besar, hutan yang masih terjaga kealamiannya, serta hewan liar yang selalu mengancam keselamatan orang- orang suku adat, seakan- akan menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi mereka untuk hidup dan bertahan hidup. Pelajaran tehnik bertahan hidup atau survival ini tidak pernah diajarkan disekolah- sekolah formal tingkat dasar, tapi bagi anak- anak yang berpendidikan Sekolah Rumah mendapatkan ilmu ini dari orang tua mereka dan secara langsung terlibat didalam proses bertahan hidup kelompok mereka.
Hidup didalam pedalaman, menjadikan masyarakat suku- suku adat di Indonesia harus memahami jenis dan karakter dari alam lingkungan mereka tinggal. Seperti misalnya karakter- karakter musim atau cuaca bagi suku- suku adat yang hidup berladang sebagai kehidupan pokoknya. Karena sebelum melakukan kegiatan berladang, mereka diharuskan untuk mengerti jenis- jenis musim dan karakter- karakternya. Bahkan banyak juga yang harus memahami karakter dari jenis- jenis rasi bintang di langit malam sebelum menentukan kapan waktu yang tepat untuk mulai menanam atau memanen seperti pada kalender Pranatamangsa dalam kalender petani Jawa kuno
Sama halnya dengan mereka hidup secara nomaden dengan menggantungkan kehidupan mereka dari hasil buruan. Karena mereka diwajibkan untuk mengerti akan karakter dari hewan- hewan, senjata berburu dan cara membuatnya, serta mungkin racun yang akan digunakan. Jika mereka tidak mengerti akan karakteristik dari alam, sudah pasti mereka tidak akan tahu bagaimana cara berburu yang baik. Seperti misalnya waktu yang tepat untuk berburu dan jenis hewan apa yang bisa dimakan, atau bagaimana pembuatan senjata, serta pembuatan racun dan penangkalnya. Pelajaran- pelajaran inilah yang mereka berikan kepada anak- anak mereka dalam Sekolah Rumah sehingga tradisi berburu ataupun berladang suku mereka akan terus ada pada waktu yang akan datang.
Persamaan dari banyaknya suku- suku adat di Indonesia yang sangat banyak adalah mereka sangat mempertahankan ajaran dari nenek moyang atau leluhur mereka. Walaupun disetiap daerah berbeda dalam hal teknis mempertahankannya, namun mereka semua memahami bahwa ajaran dari leluhur tersebut adalah ajaran yang suci yang dijadikan panutan atau barometer kehidupan mereka sehari- hari. Itulah kenapa ajaran- ajaran tersebut kemudian dikemas dalam sebuah budaya upacara adat atau tradisi- tradisi sakral lainnya.
Jadi secara tidak langsung, Sekolah Rumah adalah sarana untuk menurunkan sifat atau pengetahuan orangtua kepada anak- anaknya agar pengetahuan tersebut terus ada. Karena jika tidak seperti itu, dengan cara apa lagi nenek moyang bangsa Nusantara menyampaikan ajaran-ajarannya kepada generasi mudanya? Walaupun mereka yang bersekolah di Sekolah Rumah tidak belajar diatas kursi dan meja, belajar di depan meja tulis dan berseragam, namun essensi dari pendidikan tentu itu bukanlah itu semua. Karena essnesi dari pendidikan itu adalah suatu cara untuk menyampaikan pemahaman dan keilmuan dari satu pihak ke pihak lainnya. Bukan tentang kursi, meja, dan seragam.
Seperti kita tahu, bahwa budaya dan tradisi adalah sebuah prinsip hidup bagi suatu bangsa. Budaya dan tradisi adalah gambaran atau image dari suatu bangsa karena menyangkut cara berfikir, pemecahan suatu masalah, serta gambaran dari pola hidup dari bangsa itu sendiri. Dan sangat disayangkan jika budaya dan tradisi yang sudah terjaga dan diwariskan tersebut hilang karena tidak ada generasi penerus yang memahami essensi dan eksistensi dari budaya dan tradisi itu. Dan ternyata Sekolah Rumah yang dilakukan oleh suku- suku adat di Indonesia sangat berperan penting dalam memahamkan budaya dan tradisi mereka kepada generasi penerus mereka agar budaya dan tradisi tersebut tetap ada.
Anak- anak suku adat yang Sekolah Rumah memang tidak akan memiliki bukti kelulusan dalam belajar seperti anak- anak yang bersekolah di sekolah formal. Dan kehidupan mereka yang bersekolah di Sekolah Rumah juga sangat jauh berbeda dengan kehidupan mereka yang bersekolah di sekolah fomal. Semuanya serba berbeda baik dari segi ilmu pengetahuan yang didapatkan ataupun dari pola kehidupan. Namun dari mereka yang bersekolah di Sekolah Rumah lah yang menjadikan masyarakat suku-suku adat di Indonesia terus ada di bumi ibu pertiwi ini sampai sekarang. Bahkan tidak jarang, justeru mereka yang bersekolah di sekolah formal yang selalu melupakan budaya dan tradisi nenek moyangnya sendiri.
Tulisan ini bukanlah sebuah tulisan yang membandingkan antara pendidikan formal dan tidak formal. Karena tidak ada, sama sekali tidak ada pemikiran kearah sana saat ide tulisan ini muncul. Tulisan ini hanya sebagai informasi bahwa pendidikan adalah hal yang sangat penting bagi keberlangsungan hidup suku- suku adat di Indonesia agar selalu lestari dan ada di bumi ibu pertiwi. Karena dibutuhkan sebuah pendidikan untuk menjadikan sesuatu itu menjadi abadi dan diperlukan sebuah ilmu untuk mengerti dan memahami bahwa kekayaan budaya serta tradisi dan adat istiadat yang ada di Indonesia adalah sebuah karunia yang sangat besar dari Tuhan Yang Maha Esa yang harus selalu dijaga dan dirawat keberadaannya sebagai sarana syukur kita kepada-Nya. Karena keberlangsungan Indonesia adalah tergantung dari generasi muda Indonesia itu sendiri. Bukan orang lain, tapi kita.


Sayanusantara.blogspot.co.id



Referensi:
https://id.wikipedia.org/wiki/Sekolah_rumah


1 comment:

  1. Saya sangat menikmati blog anda. Jika anda tertarik dengan sumber pendidikan homeschooling, coba: Free Online Tutoring Terima kasih!

    ReplyDelete

Terbaru

13 Fakta Kerajaan Majapahit: Ibukota, Agama, Kekuasaan, dan Catatan Puisi

  Pendahuluan Sejarah Kerajaan Majapahit memancarkan kejayaan yang menakjubkan di Nusantara. Dalam artikel ini, kita akan menyelami 20 fakta...