Punya Masalah Mulut? Inilah Rahasia Leluhur Nusantara Memiliki Gigi Yang Sehat

Terancam hilangnya tradisi Nyirih pada zaman modern ini juga menjadikan Nyirih menjadi kegiatan yang cukup jarang ditemui.

Nginang atau yang banyak dikenal dengan nama Nyirih adalah sebuah kegiatan yang sudah ada sejak lama di bumi Nusantara. Keberadaannya yang sudah lama di bumi Nusantara ini diperkuat dengan banyaknya para penjelajah pada masa lalu yang membahasnya. Seperti misalnya Marcopolo dalam catatannya, sekaligus juga memperkuat pernyataan penjelajah sebelumnya (Ibnu Batuta dan Vasco Da Gama) yang menyatakan bahwa terdapat masyarakat di timur yang memiliki kegemaran makan sirih.
Nyirih atau tradisi makan sirih dikenal dengan banyak nama karena tradisi ini menyebar secara luas di beberapa daerah di Nusantara. Tradisi ini dibeberapa daerah dikenal dengan nama Bersugi, Bersisik, Menyepah, Nyusur, dan Nginang. Bahkan bagi masyarakat Jawa kuno sendiri, tradisi Nyirih ini adalah sebuah tradisi yang sudah menjadi kewajiban. Maka tidak heran jika banyak orang tua- orang tua yang melakukan dan mempertahankan tradisi ini sampai sekarang. Namun walaupun begitu, kini tradisi Nyirih sudah banyak dilupakan oleh generasi muda.
Bukan tanpa alasan tradisi ini mulai ditinggalkan. Banyak sekali yang mangatakan bahwa masuknya budaya mengemil dan merokok adalah beberapa hal yang menjadikan tradisi ini hilang. Selain itu tradisi Nyirih ini, bagi mereka yang belum pernah mencobanya, mungkin adalah tradisi yang menjijikan karena orang yang Nyirih selalu meludah cairan berwarna merah. Namun itu bukanlah darah, melainkan merupakan campuran dari bahan- bahan yang digunakan untuk Nyirih.
Nyirih. Sumber: caraterunik.com
Nyirih adalah campuran dari bahan- bahan alami yang biasa didapatkan didaerah sekitar kita. Seperti daun sirih, kapur sirih (di beberapa daerah disebut Enjet), gambir, dan buah pinang. Bahkan dibeberapa daerah, terkadang juga dicampur dengan Tembakau. Dan karena campuran tembakau inilah banyak pula orang yang menanyakan kesehatan kegiatan Nyirih.
Seperti kita tahu, tembakau adalah bahan utama dalam pembuatan rokok. Namun apakah kegiatan Nyirih yang juga menggunakan tembakau sama berbahayanya dengan rokok? Hal ini ternyata pernah dilansir dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh National Board of Health and Welfare pada 1997. Dalam penelitiannya, mereka menemukan bahwa pada produk Smokeless Tobacco atau produk tembakau non- rokok, termasuk juga didalamnya Nyirih, dijumpai resiko yang sama dengan merokok namun lebih kecil. Seperti misalnya terhadap resiko terkena penyakit jantung dan pembuluh darah yang akan diterima Smokeless Tobacco akan meningkat 2 kali lipat dibandingkan ketika tidak mengkonsumsi tembakau. Sedangkan pada perokok, resiko ini meningkat menjadi 3 kali lipat. Namun walaupun memiliki resiko yang besar, bukan berarti mereka yang biasa Nyirih selalu menggunakan tembakau di setiap campuran Nyirih mereka.


Dibalik setiap resiko yang mungkin ada, Nyirih adalah kegiatan yang memiliki nilai positif bagi mereka yang melakukannya. Seperti yang biasa kia dengar dari Mitos yang banyak berkembang tentang Nyirih itu sendiri. Banyak yang mengatakan bahwa kegiatan Nyirih adalah kegiatan yang dapat membuat gigi dan gusi lebih kuat dan sehat. Selain itu, kegiatan Nyirih juga di yakini dapat menghilangkan bau mulut yang tidak sedap.
Namun ternyata, itu bukanlah sebuah mitos belaka yang tidak memiliki dasar ilmiah. Kuat dan sehatnya gigi dan gusi adalah karena daun sirih memiliki kemampuan sebagai antiseptik, antioksidan, dan fungisida. Daun sirih memang adalah salah satu daun yang banyak digunakan untuk pengobatan tradisional yang banyak digunakan. Biasanya, orang menggunakan daun sirih sebagai obat dari sariawan, sakit mata, keputihan, demam berdarah, eksim basah dan eksim kering, luka bakar dan lain- lain.
Menurut Hariana didalam buku yang berjudul Tumbuhan Obat dan Khasiatnya, daun sirih adalah daun yang mengandung minyak atsiri sampai dengan 4,2%, senyawa fenil prapanoid dan tannin. Senyawa- senyawa ini adalah senyawa yang bersifat antimikroba dan anti jamur yang kuat dan dapat menghambat pertumbuhan beberapa jenis bakteri. Diantaranya adalah Escherichia Coli, Salmonella sp, Staphylococcus, dan dapat mematikan Candida Albicans.
Apa yang dikatakan oleh Hariana, ternyata juga di dukung oleh Ditjen POM pada 1980 yang menyebutkan bahwa pada daun sirih dijumpai senyawa Flavonoid dan Tanin yang bersifat anti mikroba dan senyawa Kavikol yang memiliki daya membunuh bakteri lima kali lebih kuat dari fenol biasa. Berarti, daun sirih mampu menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh ketika bakteri tersebut.


Bagi banyak orang, Nyirih adalah kegiatan yang biasa dilakukan pada waktu luang mereka. Karena bagi mereka Nyirih dapat menghilangkan beban fikiran yang sedang dihadapi, mengganjal rasa lapar, menghilangkan jenuh dan memperkuat gigi mereka. Bahkan bagi sebagian orang, Nyirih kadang kala dijadikan hobi.
Nyirih. Sumber: papasemar.com
Terancam hilangnya tradisi Nyirih pada zaman modern ini juga menjadikan Nyirih menjadi kegiatan yang cukup jarang ditemui. Terlebih jika yang Nyirih itu anak muda. Kegiatan Nyirih ini kebanyakan dilakukan oleh orang tua yang mayoritas sudah berusia lebih dari 50 tahun. Bahkan saking jarangnya, berbagai macam kegiatanpun sering dilakukan untuk melestarikan tradisi ini. Salah satunya dengan menyelenggarakan lomba Nyirih di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi. Perlombaan yang dilakukan oleh masyarakat yang sudah berusia lanjut ini dilakukan pada setiap tahunnya. Dan uniknya, dalam perlombaan, setiap orang yang ikut serta dalam perlombaan meracik dan memakan sirih sambil berbalas pantun, menari atau menembang.
Kegiatan Nyirih sudah sulit ditemukan pada masyarakat perkotaan karena bagi banyak orang mungkin Nyirih adalah kegiatan yang sangat menjijikan dan tidak memiliki nilai guna. Itulah kenapa banyak orang yang lebih memilih mengisi waktu luangnya dengan merokok. Padahal manfaat yang didapatkan dari merokok dan menyirih sangat jauh berbeda dan jauh berbahaya merokok dari pada menyirih. Namun mungkin karena faktor lingkungan, merokok kini sudah menjadi sebuah gaya tersendiri bagi masyarakat.


Nyirih sangat sulit dilepaskan dari meraka yang sudah lanjut usia terlebih jika mereka Nyirih sejak masa muda mereka. Salah satu faktorya adalah karena mereka sudah merasakan khasiatnya. Dan dari banyaknya sumber, orang yang melakukan Nyirih biasanya memiliki tubuh yang kuat, gigi yang sehat dan utuh, kulit yang segar dan panjang umur. Itu karena Nyirih terbuat dari bahan- bahan organik dan tanpa bahan kimia sama sekali. Berbeda dengan rokok yang hampir 99% adalah bahan kimia. Jadi masih lebih memilih rokok kalau nenek moyang kita sudah mencontohkan cara yang sehat untuk hidup? Ini Nusantara Kita.


Sayanusantara



Referensi:
1.http://mikirpintar.blogspot.co.id/2015/09/tradisi-nginang-ternyata-juga-bermanfaat.html
2.http://www.banyuwangibagus.com/2014/10/tradisi-suku-osing-banyuwangi.html
3.http://www.gedangsari.com/tradisi-nyirih-nginang-di-gunungkidul-tradisi-leluhur-jangan-luntur.html
4.http://manfaat.co/16-manfaat-daun-sirih-hijau.html

No comments:

Post a Comment

Terbaru

13 Fakta Kerajaan Majapahit: Ibukota, Agama, Kekuasaan, dan Catatan Puisi

  Pendahuluan Sejarah Kerajaan Majapahit memancarkan kejayaan yang menakjubkan di Nusantara. Dalam artikel ini, kita akan menyelami 20 fakta...