Pelajaran Dari Desa Tenganan Bali Untuk Indonesia

Namun selain mengajarkan adat istiadat kepada generasi muda, masyarakat desa Tenganan memiliki prinsip lain yang selalu aktualisasikan dalam kehidupan sehari- hari mereka

Tidak semua masyarakat modern hidup berlepas dari kehidupan tradisional mereka untuk datang menyambut kehidupan yang lebih maju. Seperti misal adanya beberapa kelompok masyarakat yang mulai melupakan kehidupan tradisional serta meninggalkan tradisi yang sudah dilakukan sejak dahulu kala karena berbenturan dengan spesifikasi untuk masuk kedalam dunia modern. Seperti misalnya beberapa kesenian tato suku- suku tradisional Indonesia yang sudah mulai langka karena generasi muda mereka terbentur dengan peraturan kedisiplinan perusahaan modern tempat mereka melamar pekerjaan. Jika hal ini terjadi, siapakah yang salah?
Desa Tenganan. Foto: balitoursclub.net
Perjalanan dan perkembangan kehidupan manusia saat ini memang bagaikan dua sisi mata koin yang selalu member dampak kepada setiap manusia yang mengikutinya. Sisi positif dan sisi negatif. Dan tulisan ini tidak akan membahas kedua sisi tersebut karena tulisan ini akan membahas bagai mana cara salah satu suku di pulau Bali yang hidup didalam sebuah desa yang sampai dengan saat ini masih dapat memegang teguh kehidupan nenek moyang mereka. Mereka ada suku Bali Aga yang tinggal di desa Tenganan yang terkenal dengan desa yang kuno.
Desa Tenganan adalah salah satu dari tiga desa Bali Aga yang sampai dengan hari ini masih memegang dengan kuat tradisi leluhur mereka. Pemeliharaan tradisi leluhur yang kuat tersebut dapat dilihat dengan masih banyaknya berbagai macam tempat- tempat suci, pemujaan- pemujaan, ritual- ritual sampai dengan adat istiadat yangmasih berlangsung sampai dengan saat ini. Seperti juga misalnya pemakaman orang meninggal yang dilakukan diatas batu seperti yang dilaksanakan di Teruyan, desa lain tempat suku Bali Aga tinggal.
Masih dipegangnya berbagai macam tradisi tradisional di desa ini bukanlah semata- mata karena jasa dari satu atau dua orang. Melainkan dari seluruh lapisan masyarakat yang berada di desa tersebut. Seluruh lapisan masyarakat seperti sepakat untuk menanamkan adat istiadat mereka kepada generasi muda mereka sejak dini hingga generasi mudanya tersebut menjadi orang dewasa. Penanaman adat istiadat ini menjadikan pondasi pemahaman akan sebab akibat suatu adat istiadat disana dipahami dengan sebaik- baiknya dan tidak ada alasan untuk meninggalkannya.
Penanaman keilmuan tentang adat istiadat ini menjadikan keadaan desa manjadi kuat walaupun disisi lain mereka juga bersinggungan langsung dengan dunia modern. Namun dengan pamahaman yang mendalam, banyaknya wisatawan yang datang kedesa mereka bukanlah menjadi sebuah ancaman bagi tradisi mereka.
Di desa Tenganan, tidak hanya adat istiadatnya saja yang terpelihara. Namun dari segi arsitektural, mereka juga terjaga. Seperti misalnya banyaknya rumah batu yang sejak dahulu ada sampai sekarang masih digunakan karena kelestariannya yang terjaga. Maka tidak heran jika berkunjung kedesa tersebut banyak orang akan bingung karena bentuk rumah, bentuk atap, halaman, hampir semuanya seragam dengan bahan pembuatan rumah yang sama. Yaitu dari batu merah, batu sungai, tanah dan tumpukan daun rumbia untuk bagian atapnya.
Namun selain mengajarkan adat istiadat kepada generasi muda, masyarakat desa Tenganan memiliki prinsip lain yang selalu aktualisasikan dalam kehidupan sehari- hari mereka. Prinsip tersebut dikenal dengan konsep Tri Hita Karana. Tri Hita Karana merupakan konsep utama dalam ajaran hindu yang banyak diyakini oleh masyarakat Bali sebagai sakah satu keyakinan mereka.
Tri Hita Karana merupakan konsep penting dalam ajaran Hindu karena menyangkut tentang sebab- sebab sebuah kebahagiaan guna mencapai sebuah keseimbangan dan keharmonisan. Tri Hita Karana terdiri dari tiga buah konsep. Yaitu konsep Parahyangan yang merupakan konsep kehidupan yang seimbang antara manusia dengan Tuhan mereka selaku pencipta dan penjaga mereka. Lalu juga ada konsep Pawongan yang merupakan konsep hubungan yang harmonis antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya. Sedangkan yang terakhir adalah konsep Palemahan yang merupakan konsep hubungan yang harmonis antara manusia dengan lingkungan di sekitarnya.
Desa Tenganan. Foto:balironifamily.blogspot.com
Tri Hita Karana sebenarnya bukan hanya konsep dari ajaran Hindu. Melainkan sudah menjadi sebuah konsep universal dimana konsep tersebut sudah banyak di aktualisasikan dibanyak tempat. Hanya saja konsep tersebut dikenal dengan nama yang berbeda- beda. Disebut universal karena konsep tersebut merupakan konsep yang menjadikan manusia selalu ingat akan hakikat hidupnya sebagai makhluk. 
Tidak dapat dipungkiri juga bahwa adat istiadat yang terpelihara dengan baik sampai dengan hari ini diyakini sebagai penghubung antara manusia yang ada saat ini dengan leluhur mereka. Jadi ketika mereka menjalankan sebuah adat istiadat secara tidak langsung sama saja mereka telah menghormati leluhur mereka yang telah mencontohkan pola hidup dan kehidupan yang baik dan bersifat sakral. Jadi tidak heran jika ada orang datang kedaerah asing dan melanggar adat istiadat dari daerah itu, orang asing tersebut akan dihukum adat karena dianggap tidak menghormati leluhur setempat.
Desa Tengahan merupakan salah satu desa yang menjadi pelajaran bagi masyarakat modern untuk tetap setia terhadap adat istiadat mereka. Karena adat istiadat itulah yang sudah memelihara mereka sejak awal mereka lahir dibumi. Dan jika kita dapat memetik pelajaran dari desa Tengahan dan mengaplikasikannya dikehidupan sehari- hari, mungkin kehidupan yang damai dan sejahtera yang dicita- citakan bangsa ini akan segera terwujud. Desa Tengahan sudah membuktikannya. Ini Nusantara Kita.


Sayanusantara


Referensi:
http://1001indonesia.net/desa-tenganan/
https://id.wikipedia.org/wiki/Tenganan,_Manggis,_Karangasem

No comments:

Post a Comment

Terbaru

13 Fakta Kerajaan Majapahit: Ibukota, Agama, Kekuasaan, dan Catatan Puisi

  Pendahuluan Sejarah Kerajaan Majapahit memancarkan kejayaan yang menakjubkan di Nusantara. Dalam artikel ini, kita akan menyelami 20 fakta...