Sekilas Seni Pantun Sunda Yang Harus Kamu Tahu

Siapa yang tak mengenal pantun? Ya, hampir semua orang Indonesia mengenal pantun. Kekhasan rimanya yang menimbulkan perpaduan bunyi dan pemilihan katanya yang kreatif menjadikan pantun terus dikenal masyarakat modern meskipun hanya orang-orang tertentu saja yang mempelajari kebudayaan pantun secara serius dan utuh. Pantun yang dikenal masyarakat Indonesia biasanya adalah pantun Melayu yang terdiri sampiran dan isi. Namun, tahukah kamu ada pantun yang juga dikenal dari Sunda? Kita perlu mengenal dan mempelajari pantun Sunda ini agar keberadaanya tetap lestari.

Nasib 14 Permainan Tradisional Indonesia Di Jaman Modern
...adalah suatu permainan tradisional yang dikenal dengan berbagai macam nama di seluruh Indonesia. Biasanya dalam permainan, sejenis cangkang kerang digunakan sebagai biji congklak dan jika tidak ada, kadangkala digunakan juga biji-bijian dari tumbuhan. Permainan congklak dilakukan oleh dua orang. Dalam permainan mereka menggunakan papan yang dinamakan papan congklak dan 98 (14 x 7) buah biji yang dinamakan biji congklak atau buah congklak... Baca Selengkapnya

Pantun sunda adalah sebuah kesenian yang sudah cukup tua. Seperti misalnya dalam naskah Siksa Kanda ng Karesyan (1518) yang menyebutkan bahwa seni pantun sunda ini sudah ada sejak zaman Langgalarang, Siliwangi, dan Banyakcatra. Seni pantun sunda inipun biasanya disajjikan oleh tukang pantung yang dikenal dengan nama Prepantun. Salah satu contoh seni pantun sunda terdapat dalam naskah kunu yang dituturkan oleh Ki Buyut Rambeng yang berupa Pantun Bogor.
Seni pantun sunda biasaya berisi cerita yang memiliki nilai tinggi yang terus bertambah seperti misalnya cerita Lutung Kasarung, Ciung Wanara, Sumur Bandung, Demung Kalagan dan yang lainnya. Salah satu masyarakat sunda yang akrab dengan pantun sunda adalah masyarakat Kanekes yang masih memegang erat ajaran sunda hingga saat ini.
Ilustrasi gambar: bulandolar.com
Seni pantun Sunda biasa disajikan dalam dua bentuk, yakni untuk hiburan dan acara ritual ngaruat (ruatan). Namun yang lebih banyak dikenal masyarakat saat ini adalah pantun untuk hiburan. Seni pantun Sunda merupakan seni yang sudah cukup tua usianya. Seni pantun Sunda berasal dari zaman pra islam, maka pantun termasuk karya sastra klasik sunda, namun demikian dalam perjalanan sejarah pantun mengalami pengaruh dari luar pula, baik pengaruh dari kebudayaan islam maupun kebudayaan barat sehingga jelas tercermin dari kata-kata maupun bagain-bagian tertentu.

baca juga: 

Pantun Sunda berupa pertunjukan cerita tutur berupa paparan atau dialog, bahkan sering pula dinyanyikan yang diiringi oleh bunyi kecapi. Pertunjukan pantun Sunda dimulai dengan menyajikan sesajen, ngukus, mengumandangkan rajah pamunah, babak cerita dari pembukaan hingga penutupan kemudian ditutup dengan mengumandangkan rajah pamungkas. Rajah pembuka dan rajah penutup biasanya dilagukan, sedangkan isi cerita dilagukan atau dibacakan narasinya. Rajah merupakan mantra yang merupakan doa dan mantra untuk mohon ampun kepada segenap roh nenek moyang penguasa wilayah, mohon ampun karena telah berani “mengusik dan “mengganggu” para roh pahlawan budaya Sunda yang sedang duduk sambil bertapa di kahyangan, dan mendatangkan daya  tak nampak mereka di tempat berpantun.
Pantun Sunda banyak melibatkan tokoh-tokoh dari kahyangan, nama binatang seperti Lutung Kasarung, dan juga menyebutkan bilangan tertentu seperti bilangan tujuh, empat puluh, sepuluh, dan delapan. Pertunjukan pantun dilakukan pada malam hari biasanya dimulai tengah malam sampai hampir terbitnya matahari untuk memenuhi permintaan keluarga  yang mempunyai hajat, misalnya menikahkan anak, syukuran sehabis panen, membangun rumah, atau menyunati anak.
Pantun Sunda mengandung beberapa nilai-nilai yaitu:
a. Nilai estetika
Terdapat pada keindahan nada dari bunyi kecapi yang dimainkan saat mengiringi pembacaan pantun. Isi yang terkandung dalam pembacaan pantun tersebut juga mengandung nilai-nilai estetika.
b. Nilai kebudayaan
Pantun digunakan dalam ritual khusus dalam upacara adat yang diminta masyarakat menunjukkan kebudayaan masyarakat Sunda.
c. Nilai harapan
Pantun Sunda mengandung pelajaran untuk kehidupan mengenai adanya pengharapan bagi kehidupan yang lebih baik di masa depan.
d. Nilai sosialisasi dan kebersamaan
Dalam melakukan pertunjukan pantun diperlukan kebersamaan orang-orang yang berpartisipasi sehingga mempererat proses sosialisasi masyarakat.
e. Nilai religius
Dalam ritualnya, pantun disajikan dengan memberi sesajen. Dalam hal ini, pantun mengandung nilai-nilai religius.

Pantun Sunda yang sarat akan nilai-nilai dan makna di atas perlu terus dilestarikan di zaman modern saat ini. Hal ini karena banyak pihak yang mengakui bahwa perkembangan seni pantun sunda sudah sangat memprihatinkan. Namun walaupun seperti itu, ada hal yang mengesankan dari perkembangan tersebut. Di beberapa daerah seni pantun sunda mampu bertahan dengan tidak meleburkan diri menjadi kesenian yang bersifat pop atau kitchs.

baca juga:

Di balik keadaannya yang memprihatinkan, ada beberapa ciri lain yang membedakan seni pantun sunda dibandingkan seni pantun dari daerah lainnya. Salah satunya adalah dalam aspek kepercayaan Sunda Kuna. Kepercayaan inilah yang mampu memberikan dampak terhadap nilai kedudukan seni pantun sunda pada masyarakat sunda dan membedakannya dari kesenian pantun yang lain. Seni pantun sunda ini daat menjadi salah satu cara atau medium bagi masyarakat sunda untuk mengingat sebuah masa keemasan sejarah masa lalu masyarakat sunda.

Sayanusantara


Referensi: Wikipedia


<< Sebelumnya               Selanjutnya >>

No comments:

Post a Comment

Terbaru

13 Fakta Kerajaan Majapahit: Ibukota, Agama, Kekuasaan, dan Catatan Puisi

  Pendahuluan Sejarah Kerajaan Majapahit memancarkan kejayaan yang menakjubkan di Nusantara. Dalam artikel ini, kita akan menyelami 20 fakta...